Proses pembuatan bibit ikan lele - Karya Putra Rembang

Header Ads

Proses pembuatan bibit ikan lele



Langkah Satu: Persiapan kolam

Minimal ukuran kolam Peminjahan adalah  2meter x1meter dengan kedalaman Air 1meter usahakan Dasar kolam di semen atau di beri alas yang halus tujuannya agar dapat memantau telur Hasil pembuahan.

Catatan penting
Sebelum memindahkan indukan lele di kolam Peminjahan sebaik nya kolam di keringkan dan di jemur sebelum di isi air. Tujuannya untuk menghindari bakteri jahat yang dapat mematikan telur telur ikan lele hasil pembuahan.

Setelah kolam di Pastika kering dan bersih dari kotoran masukan air yang berkualitas baik bersih dan jernih kedalam kolam Peminjahan minimun tinggi pengisian Air 50 cm dari permukaan dasar.

Selanjutnya masukkan ijuk ke dalam kolam yang sudah di isi air tadi. usahakan ijuk di jepit dengan Bambu dan di beri bemberat agar ijuk tidak terapung. Ijuk ini nantinya akan di tempeli telur telur ikan lele hasil Peminjahan.
apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan aliran masuk dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik.

Langkah dua: Pemilihan indukan lele dan memasukkan lele kedalam kolam peminjahan

Setelah persiapan kolam Selesai masukkan 
ikan lele jantan maksimal berumur 8-9 bulan dan ikan lele betina maksimal suda berumur 1 tahun taruh keduanya di satau kolam Peminjahan yang sudah di persiapkan tadih. untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya dalam satu kolam Peminjahan di isi 3 ekor lele betinah dan 3 ekor lele pejantan.

Catatan penting
Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam kolam pemijahan adalah sore hari. Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul 05.00. Selama proses pemijahan ikan lele kolam harus ditutup,
Setelah ikan menghasilkan telur Angkat indukan dari kolam Peminjahan tujuannya untuk menghindari telur disantap oleh induk ikan, karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa lapar dan akan memakan telurnya sendiri. 

Langkah tiga Penetasan telur Ikan lele

Penetasan bisa dilakukan di kolam pemijahan ataupun di tempat lain seperti akuarium, fiberglass atau kolam terpal. Yang terpenting adalah kebersihan air dan mendapatkan suplai oksigen. Usahakan aerasi dan suhu distabilkan pada kisaran 28-29oC.

Telur akan menetas menjadi larva kurang lebih 24 jam setelah pembuahan. Setelah itu segera pisahkan telur yang gagal atau larva yang mati untuk mencegah tumbuhnya jamur. 

Catatan penting
Jangan memberi makan larva atau bayi ikan karena Larva masih membawa persediaan makanan dalam dirinya, jadi tidak perlu diberi pakan hingga 3-4 hari. Setelah persediaan makanannya habis
Dalam fase ini yang terpenting adalah oksigen dalam air.

Langkah empat: pemeliharaan Larva

Setelah lebih dari 3-4 hari persediaan makanan dalam tubuh larva sudah mulai habis, larva harus segera diberi pakan. 
Larva bisa di beri makan dengan rebusan kuning telur ayam atau telur lainya. 

lumat kuning telur hingga halus dan campurkan dengan 1 liter air bersih. satu kuning telur yang dilarutkan dengan 1 liter air bersih  cukup untuk memberi makan 100.000 ekor larva.
Catatan penting
Suhu kolam pemeliharaan larva harus pada suhu kisaran 28-29oC. Karena Pada suhu dibawah 25oC, biasanya akan terbentuk bintik putih pada larva yang menyebabkan kematian massal.

Bersihkan kolam dari kotoroan dan sisa pakan yang tidak termakan oleh larva dengan spons. Kaeena Kotoran dan sisa pakan bisa menimbulkan gas amonia yang bisa memicu kematian larva. 
Setelah larva berumur 7 sampai 8 hari berikan pakan berpa cacing karena cacing bernilai gizi tinggi. Kalau memungkinkan berilah cacing sutra. hingga larva berumur 23 hari atau berukuran 1-2 cm. Setelah itu, larva bisa dikatakan telah menjadi benih ikan dan siap diberi pelet yang berbentuk tepung.  

No comments